Selasa, 13 Desember 2011

SEJARAH PERHUMAS

Sejarah Perhumas (Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia)

Sejak tahun 1970 praktisi kehumasan indonesia sudah mengenal adanya International Public Relations Association (IPRA), wadah profesi yang saat itu berkedudukan di Jenewa. Walaupun persyaratan sudah dapat dipenuhi oleh beberapa praktisi Indonesia tetapi mereka sepakat untuk terlebih dulu mendirikan wadah profesi tingkat nasional sebelum menjadi anggota IPRA. Pada saat itu negara-negara lain di Asia Tenggara sudah lama memiliki organisasi kehumasan nasional.


Berdirinya PERHUMAS didasari cita-cita adanya forum kehumasan ditanah air. Keinginan ini mendorong didirikannya Perhimpunan Hubungan-Masyarakat Indonesia (PERHUMAS) pada tanggal 15 Desember 1972. Para anggota pendirinya antara lain Marah Joenoes (Pertamina), R. Imam Sajono (Stanvac), Wisaksono Noeradi (Caltes), Soedjoko Hoedionoto (Shell), M. Alwi Dahlan (Inscore Zecha), Tommy Graciano (Granada), M. Ridwan (Presko), Hadjiwibowo (Unilever), Roy Tjia Heng An (Goodyear), Jahja Daeng Nompo (Hotel Indonesia), Mahiddin (UI), Sumadi (Departemen Penerangan), Nana Sutresna (Departemen luar Negeri), Soemrahadi (Angkatan Bersenjata RI), Hoedioro (Kepolisian RI), Wardiman Djojonegoro (DKI), dan Feisal Tamin (Departemen Dalam Negeri).


Dengan ber-azaskan Pancasila, PERHUMAS bertujuan meningkatkan ketrampilan profesional dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan, skill dan etika kehumasan, meningkatkan kontak dan pertukaran pengalaman antar anggota serta berhubungan dengan organisasi profesi serumpun ditanah air dan di luar negeri. Dalam usaha mencapai tujuan tersebut PERHUMAS berusaha melalui penyusunan dan penerapan Kode Etik Profesi Hubungan Masyarakat di Indonesia, penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang humas, penyelenggaraan diskusi-diskusi dan menerbitkan tulisan-tulisan mengenai public relations, melaksanakan Konvensi nasional Humas (KNH), peningkatan pendidikan dan riset dalam bidang kehumasan di Indonesia.


Dalam pertemuan di Kuala Lumpur, pada tanggal 26 Oktober 1977 PERHUMAS bersama Institut Perhubungan Raya Malaysia (IPRM), Public Relations Society of the Philippines (PRSP), Institute of Public Relations Singapore (IPRS), dan Samakan Nak Pracha Samphan Haeng Patesthai (Public Relations Society of Thailand) mendirikan Federation of ASEAN Public Relations Organizations (FAPRO).


Perhumas dipimpin berturut-turut oleh Marah Joenoes (1972-1977), Prof. Dr. M. Alwi Dahlan (1988-1981), Wisaksono Noeradi (1981-1989), Teddy Kharsadi (1989-2000), August Parengkuan (2000-2002), Dr. Indrawadi Tamin (2002-2004), Rusli Simanjuntak (2003-2007), Muslim Basya (2008-2011) dan Prita Kemal Gani (sejak 2011).



Berdirinya Perhumas didasari cita-cita akan adanya sebuah forum profesi kehumasan di Indonesia.
Gagasan tersebut semakin menguat ketika salah seorang praktisi humas, Marah Joenoes menghadiri “World Public Relations Congress” ke-6 di Jenewa.
Akhirnya setelah melalui berbagai diskusi, pada tanggal 15 Desember 1972 secara resmi didirikanlah Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia yang disingkat PERHUMAS sebagai organisasi profesi kehumasan di Indonesia.

Sejak tahun 1970 praktisi kehumasan indonesia sudah mengenal adanya International Public Relations Association (IPRA), wadah profesi yang saat itu berkedudukan di Jenewa. Walaupun persyaratan sudah dapat dipenuhi oleh beberapa praktisi Indonesia tetapi mereka sepakat untuk terlebih dulu mendirikan wadah profesi tingkat nasional sebelum menjadi anggota IPRA. Pada saat itu negara-negara lain di Asia Tenggara sudah lama memiliki organisasi kehumasan nasional.


Para pendiri Perhumas antara lain adalah :
  1. M.Alwi Dahlan, PH.D
  2. Arifin Pasaribu
  3. Augusto Thomas Graciano
  4. D.Tahitoe,SH
  5. Drs. Feisal Tamin
  6. Drs. R.M. Hadjiwibowo
  7. Kolonel Drs. Hoedioro
  8. mayor Drs. I Made Arisandi
  9. R. Imam Sajono; Drs. Mahiddin
  10. Marah Joenoes; Moestafa Kemal
  11. Mohammad Jahja daeng Nompo
  12. Mohammad Ridwan
  13. Nana Sutresna, MA
  14. Roy Tjia Hen An
  15. S.D.Pontoh,SH
  16. Drs. Soemadi
  17. Brigadir Jenderal Soemrahadi
  18. Ir. Wardiman Djojonegoro
  19. Wisaksono Noeradi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar